Minggu, 12 Oktober 2008

Buku jadi Gaya Hidup, Itu Perlu!


Dari : Info Galangpress info.galangpress@gmail.com

Mungkinkah buku menjadi gaya hidup (life style)? Jawabannya mantap, "Ya, bisa!", kata Mardiyanto, editor Galangpress dalam acara Roundtable PRO 2 RRI Jogja (15/09) yang dipandu Erna dan Luluk. Saat ini penerbitan buku sedang menggeliat, banyak buku-buku hadir dan bisa menjadi panduan hidup bagi semua orang. Hadirnya buku-buku how to, novel religi, dan makin variatifnya pilihan judul buku membuat
pembaca bisa bebas memilih buku.

Ya, dalam kehidupan saat ini me'life style-kan buku bukanlah omong kosong bak impian di siang bolong. Lihat saja, awalnya minum kopi hanyalah cara agar tahan dari rasa kantuk, tapi coba sekarang minum kopi bukan lagi untuk mencegah kantuk tapi juga ajang kumpul-kumpul dan diskusi, akhirnya minum kopi malah menjadi gaya hidup baru para mahasiswa dan eksekutif muda.

Jadi, mengapa buku tidak! Setiap hari kita habiskan pulsa dan saban akhir pekan menyatroni J.Co, KFC, Hoka Hoka Bento, dan sebagainya. Mengapa kita menyatroni toko-toko buku saja, berburu buku menarik dan inspiratif. Hal inilah yang mesti ditumbuhkan pada masyarakat, kesadaran, bahwa ada kekayaan terpendam di dalam sebuah buku.

Buku adalah jendela dunia, dari sebuah buku kita bisa menemukan ide, gagasan, bahkan bergegas bertindak setelah membacanya. "Jika ada 6 anak saja di sekolah yang setiap minggu sekali mengunjungi toko buku maupun perpustakaan dan menebarkan virusnya kepada kawannya, bukan tidak mungkin satu kelas akan keranjingan membaca," kata Mardiyanto.

Sudaryanto, seorang aktifis Forum Lingkar Pena (FLP) Jogja juga yakin bahwa ke depan dunia kepenulisan dan budaya membaca akan semakin semarak. Jika semua orang ke mana-mana menenteng buku, pastilah buku telah menjadi gaya hidup seperti halnya di negara-negara maju.

Plus Bedah Buku
Dalam acara berdurasi 180 menit itu juga diadakan bedah buku dari penerbit Pustaka Marwa (Galangpress Group) buku berjudul "Tahajud Energi Sejuta Mukjizat" yang menghadirkan Muhammad Thobroni (penulis). Dalam buku setebal 155 hlm tersebut M. Thobroni lebih banyak mengungkapkan kisah menarik di seputar Tahajud, seperti tahajudnya seorang mahasiswa ketika akan menghadpi ujian, tahajudnya seorang
pengangguran dalam perjuangannya mendapatkan pekerjaan, tahajudnya seorang yang ingin mencari jodoh, dan sebagainya. "Jadi, buku saya ini lebih banyak berisi kisah yang menggugah daripada tatacara dan rakaat shalat tahajud", kata M. Thobroni.

Dalam acara tersebut antusiasme pendengar cukup banyak, terbukti banyak telepon dan sms yang masuk ke PRO 2. Ke depan menurut Erna dan Luluk kegiatan semacam bedah buku dan diskusi akan mendapat tempat di masyarakat. Langkah ini tentu saja untuk membiakkan makin menjamurnya minat masyarakat kita terhadap budaya gemar membaca. Dan kerja sama dengan Galangpress akan terus berlanjut. Salut deh ....dan kita tunggu (mrd)
Salam dahsyat, Galangpress Groups, www.galangpress.com, www.galangpress.wordpress.com

Sabtu, 13 September 2008

Masih Adzan Di Irian ---Fenfen


Oleh Septina Ferniati

Si sulung sedang puasa. Tahun lalu dia tuntas berpuasa sebulan penuh. Hebat juga, padahal badannya yang kurus jadi tambah kurus. Sebenarnya kasian liat dia puasa. Apalagi saat tengah hari, dia sering keliatan pengen buka. Dia merunut-runut mau makan apa aja kalau kelak buka. "Bu, nanti masakin jamur pake tiram, ya. Terus Lalang pengen ager stroberi, kasi jus stroberi asli biar seger. Eh, ato sirop aja kali ya? Entar beli udang atau cumi, dimasak pake bumbu pedes bu, biar sip! Ato ikan? Ah, bingung euy!" Pokoknya heboh sendiri deh, padahal kalau buka, dia cuma sanggup makan sebagian dari yang dia minta. Dia berdalih yang belum dimakan untuk sahur sekeluarga. Sering juga dia bilang, "Kalau Lalang pol puasa entar dikasi apa? Dipersen uang ya? Lalang pengen beli kembang api roket, ato beli baju sendiri lah! Uangnya naek ya taun ini, soalnya kan Lalang udah kelas 3." Seru banget.

Liat anak puasa jadi mengingatkan saya sama diri saya waktu kecil. Pasti saya juga cerewet kayak dia. Pasti saya merasa sangat haus di tengah hari. Pasti saya juga ingin puasa sampe pol, gada batal-batalnya, biar bisa dipersen sama ortu atau sodara-sodara yang lain. Mirip keliatannya, meskipun enggan mengakui bahwa dia mungkin lebih saleh daripada saya.

Bayangkan, dia sangat antusias pergi ke masjid sejak sebulan lalu, buat persiapan menjelang ramadhan katanya. Bahkan sendirian pun dia jabanin! Pokonya ke masjid, baca iqamat, dan salat berjamaah. Ya, setiap hari dia jadi petugas iqamat. Setiap kali mampir ke warung yang dekat masjid, selalu ada ibu-ibu memuji kiprahnya yang baru. "Hebat, salatnya rajin dan bener, gak kayak anak lain. Bacaan iqamatnya juga lancar…" Hmmm, pujian kayak gitu bikin dia langsung sok iye banget biasanya... J

Padahal seminggu lalu kepalanya ditendang saat sedang sujud, sama anak yang lebih kecil dan nakal. Dia juga dikatai (maaf) anjing oleh anak itu. Pulang dari masjid dia nangis, "Bu, kepala Lalang ditendang pas sujud sama Eji, padahal Lalang lagi solat. Yang bikin Lalang sakit hati dia ngatain doggy! Lalang nggak mau solat ke masjid lagi kalau ada Eji!"

Saat itu saya cuma bisa memeluknya, menghiburnya dan cemas kalau-kalau kepalanya kenapa-kenapa. Tapi dia terus memegang dadanya, "Kepala mah gapapa, hati nih yang sakit…" katanya serius.

Saya merasa terharu sekaligus sangat marah sama Eji. Dua hari kemudian Shobar dan Rini main. Sebelum pulang, di teras rumah tiba-tiba muncul Eji. Begitu saja dia menarik topi Rini sampai kepalanya terdongak paksa dan topinya jatuh. Dua kali dia melakukannya, sebelum saya pelototi dengan galak. Tapi dia balas melotot lalu menginjak kaki Rini. Saya usir dia, badannya saya dorong ke luar dari teras. Saya mengelus dada, karena dia tetap memaksa masuk.

Saya baru bisa ngobrol santai dengan ibu, nenek, dan buyutnya di rumah keluarga besar mereka baru kemarin ini. Eji memang nakal, kata mereka. Di rumah pun dia biasa menduduki kepala adik bayinya. Juga menduduki perut pamannya yang sama-sama masih bayi seperti adiknya. Eji yang berusia tiga tahun punya paman (anak neneknya) yang usianya baru sebelas bulan. Ibunya Eji kakak bayi sebelas bulan itu. Sedangkan Eji sendiri baru punya adik yang usianya di bawah satu bulan. Buyutnya Eji seusia ibu saya. Di rumah buyutnya dia hidup bareng dengan ibu, nenek, kakek, paman, dan lain sebagainya. Mungkin dia kurang ruang, mungkin kurang perhatian, mungkin, kalau kata suami, makanannya salah, makanya dia kasar begitu.

Keluarga Eji minta maaf dengan sungguh-sungguh. Meskipun saya kaget juga, di sela-sela kedatangan saya, berkali-kali dia mengatai dan menghantam orang yang ada di dekatnya, tanpa sebab. Dan buyut, nenek, ibunya hanya bilang, "Jangan! Awas, dikasi cengek nanti mulut ama tangannya!" Saya merasa sedikit bingung kenapa dia begitu, padahal usianya masih 3 tahun, usia saat kebanyakan anak masih bisa lihat malaikat. Tapi pasti saya gak tahu apa-apa.

Kembali ke Ilalang. Saya hampir jarang dibuat susah sama dia untuk urusan salat dan puasa. Dia rela melakukannya meskipun gak saya kasi uang banyak-banyak. Saya liat dia kuat, bikin terharu. Padahal karena badannya kecil, saya pernah khawatir dia sakit dan minta dia puasa sehari buka sehari. Jadi total puasanya 15 hari saja. Dia malah marah, "Kan puasa itu wajib, bu? Lalang udah 8 taun, kata ibu udah boleh dipukul kalo nggak solat. Berarti harus puasa juga kan?" katanya nggak nyambung. Saya jelaskan bahwa dia bisa puasa semampunya. Tapi dia keukeuh, "Lalang pengen kayak ayah, kayak ibu, juga biar bisa dapet persen gede dari nenek. Lagian puasa kan bikin sehat. Gimana coba kalo Lalang segede Indra?" katanya tentang temannya semasa TK yang beratnya sudah 34 kg.

Ya sudah, saya dan suami putuskan dia boleh lakukan puasa semampunya. Kalau dia merasa sangat haus atau sangat lapar, kami sarankan dia berbuka. Tetapi Ilalang sanggup menahan lapar dan haus, apalagi saat lebaran dia bisa berbangga hati bilang ke hampir setiap orang yang dia temui, bahwa dia pol puasa dan pantas diberi persen besar oleh mereka.

Kemarin di hari pertama puasa, dia banyak marah dan nangis, juga tidur. Pemicunya sederhana, dia minta ayahnya yang sedang sibuk, meng-install game ke komputer yang biasa dia pakai main. Ayahnya menolak. Apalagi saya, yang ingin memberinya "ganjaran" setelah tiga hari lalu dia main game di rumah temannya sejak siang hingga sore, tanpa ingat pulang sampai-sampai ayahnya harus jemput.

Kami sadar dia hidup di jaman game sedang heboh-hebohnya, makanya nggak apa dia main, asal tau waktu. Saya sudah canangkan sejam khusus untuk nge-game, itu pun hanya seminggu tiga kali. Tapi dia sering kebablasan, keenakan. Jadi malah lupa segala, bahkan lupa makan dan salat ke masjid yang biasanya ngotot dia lakoni. Lagipula matanya sering gatal setelah nge-game. Kebayang kan sakitnya itu mata, gak kedip-kedip natap layar komputer atau tivi, fokus pada permainan dunia maya berjam-jam lamanya.

Tadi subuh dia semangat minum dan makan segala yang ada. Dia bilang gak mau marah, nangis, dan banyak tidur lagi seperti di hari pertama. "Capek jadinya," katanya polos. Saya kasi dia tomat, lalu jeruk medan dan sedikit jus sayuran yang dia benci. Makannya banyak, apalagi minumnya.

Saat imsak, dia sibuk nanya "Ini kan tanda udah mau adzan ya? Jadi masih boleh minum kan?" Kami serentak jawab, "Ya, boleh, boleh, situ minum banyak2, biar sampe siang tetep kuat."

Ternyata dia minum dan minum terus, bahkan sampai adzan terdengar pun dia masih tetap minum. "Masih adzan kan?" Masalahnya waktu adzan di tempat kami yang ber-gang kan beda-beda. Setiap masih terdengar adzan di kejauhan, dia minum lagi, lagi, dan lagi. Akhirnya berhenti setelah adzan sama sekali tak terdengar lagi. Tapi kemudian, dari kejauhan terdengar sayup-sayup adzan mendekati akhir, dia teriak, "Tuh, masih ada yang adzan, minum lagi ah!" Dia tak mau tahu protes orang tuanya. Akhirnya ayahnya bilang, "Ya, adzan emang masih kedengaran di Irian, silakan minum lagi…" Kami terbahak bersama.

Saya jadi ingat kelakuan paman saya yang pernah jadi seorang Yahudi dan Kristen. Setiap ramadhan tiba, kami pasti berselisih paham soal waktu berhenti makan sahur. Menurut paman, dia bisa makan minum sampai matahari terbit. Kebayang kan, standar hukumnya nggak jelas2 amat, tapi beliau nekat melakukan "waham" yang dia yakini benar. Ketika saya pertanyakan fungsi imsak sebelum adzan subuh, beliau malah nge-les, "Setiap orang boleh dan bisa menjalankan yang dia yakini…"

Jadi begitulah, semoga kalau Ilalang sedang baik suasana hatinya, dia mau baca tulisan ibunya ini, dan mau belajar memahami beberapa hal mendasar, semisal waktu yang tepat untuk berhenti makan sahur. Sudah mau berpuasa dan bangun sahur pun sebenarnya sudah sangat menggembirakan hati kami. J

Ayo Nikmati Efek Dahsyat Membaca !!!


Oleh Agga Van Danoe via e-mail 12 September 2008

Setelah melakukan shalat dhuhur ke 9 di bulan Ramadhan 1429 H, Hernowo didapuk untuk menyampaikan materi ter”anyar”nya yaitu “Menulislah Agar Dirimu Mulia: Pesan dari Langit”. Buku ke 33 yang ditulisnya ini merupakan serangkaian buku tentang menulis lainnya yang sudah dituliskannya dalam usianya yang sudah memasuki kepala 4 ini.

Meskipun di Bulan Ramadhan, namun saya merasa menjadi salah satu orang yang paling beruntung untuk menyaksikan dan melihat semangatnya yang menggebu-gebu dalam menyampaikan materi yang ia tulis tersebut. Bahkan, sampai sekarang Hernowo Tak pernah berhenti dalam memberikan wawasan kepada setiap orang yang dijumpainya dalam setiap training atau ceramahnya. Ya, materi yang disampaikannya sebagian besar adalah tentang membaca dan menulis.

Dalam pemaparannya Hernowo mengungkapkan tentang pentingnya membaca. Kenapa Penting? Karena banyak orang yang menganggap bahwa kegiatan membaca itu dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan tidak luar biasa, dahsyatnya membaca ini menurutnya jarang disentuh -terutama untuk orang-orang yang awam. Padahal wahyu pertama yang turun dari Allah kepada Rasulullah Saw adalah surat Al-'Alaq, yaitu Iqra.... (Bacalah).

Kalo saja kita sering meluangkan waktu, banyak hal yang dapat dimanfaatkan dengan membaca. Karena banyak sekali buku yang dengan jenis fiksi dan non fiksi (novel, biografi, sains fiction, psikologi, filsafat dll), yang memberikan dan menawarkan sesuatu yang baru. Begitu juga bagi Mas Hernowo. Dalam bukunya ini, beliau banyak menuliskan buku-buku dan para penulis yang mempengaruhinya. Ada Quantum Learning, Laskar Pelangi dgn Andrea Hirata, Harry Potter dgn JK Rowling, Dr. Howard Garrdner dengan teori Multiple Intelliegences, Rhenald Kasali, R.T. Kiyosaki, Stephen R. Covey dll. Ia merasa seperti diajak mengembara ke tempat-tempat yang jauh, dan memiliki banyak sekali kehidupan.

Menurut Edward Coffey -yang saya kutip dari buku membacalah Agar dirimu Mulia-
Kegiatan membaca yang dpt diselenggarakan secara kontinyu dan konsisten dapat menciptakan lapisan penyangga yang melindungi dan mengganti-rugi perubahan otak. Oleh karenanya proses membaca itu dapat menggantikan sel-sel yang mati di dalam otak kita karena tidak pernah dipergunakan, untuk kemudian menjadi sel baru yang lebih hidup.

Ketika Mas Hernowo memberitahukan tentang minat baca di Indonesia yang masih nol persen, salah seorang Audience di Mesjid Bio Farma merasa getir. Ia yang pernah merasakan hidup di Negeri Sakura, terkagum-kagum melihat semangat membaca masyarakat Jepang. Karena setiap hari, setiap saat, setiap orang yang ditemuinya, benar-benar tidak dapat dilepaskan dari buku. Dari mulai anak-anak sampai dengan orang dewasa. Dari mulai mengantri untuk mendapatkan kereta, menunggu panggilan di tempat praktek dokter, sampai dengan menunggu tibanya kereta di tujuan. Setiap orang terlihat bersemangat dalam membaca.

Budaya baca di Indonesia makin tergerus oleh media-media elektronik yang terus menerus menggempur kita. Bahkan dengan terus berkembangnya arus informasi serta teknologi, maka kebanyakan kita belum siap untuk mengantisipasinya. Seperti teknologi televisi misalnya, para pemilik stasiun televisi berlomba-lomba untuk mendapatkan jatah kue iklan untuk masing-masing stasiun tv-nya. Bahkan seringkali, banyak program tayangan mereka yang tidak mendidik. Kita-lah (para orangtua, para pendidik dan yang lainnya) yang harus memiliki filter agar mengalihkan kenikmatan menonton dengan kenikmatan membaca. Karena membaca -menurut mas Hernowo - adalah sebuah keterampilan sebagaimana memasak atau juga menyetir mobil. Dengan membiasakan membaca setiap hari selama 10-15 menit, tentunya kemampuan membaca kita akan terus meningkat.

Akhirnya setiap diri kita dituntut untuk dapat merasakan efek dahsyat dari membaca ini. Dan di dalam buku Membacalah Agar Dirimu Mulia ini, Hernowo memberikan semua informasi yang kita butuhkan tentang membaca. Bahkan saya sendiri merasa sedang kembali di charge untuk mengembalikan kenikmatan-kenikmatan itu agar kembali bersarang di dalam jiwa saya, sehingga dipenuhi oleh gairah-gairah membara.

Rayakanlah Kegiatan Membaca Anda. Berbanggalah Bahwa Diri Anda. Telah Menjalankan Kegiatan Yang Mulia. Teruslah Membaca._Hernowo. Salam, Agga Van Danoe

Jumat, 12 September 2008

Cara Mencapai Puncak Tujuan Membaca

TIMBANGAN BUKU
Sumber : Harian Kompas Minggu 2007
Oleh ONI SURYAMAN
Membaca adalah symbol sebuah peradaban. Ia membedakan peradaban maju dengan primitive, antara Negara maju dan Negara berkembang. Melihat begitu pentingnya membaca, ia pun dijadikan salah satu indeks bagi pembangunan manusia, yang sering dijadikan ukuran keberhasilan pembangunan sebuah Negara.

Membaca memiliki tiga fungsi. Pertama, memberikan informasi, misalnya dengan membaca Koran dan majalah. Yang kedua, memberikan hiburan, misalnya dengan membaca novel. Yang ketiga, yang paling penting tetapi sekaligus paling sulit, memberikan pengertian. Sebuah buku bisa saja memberikan pengertian sekaligus menghibur dan memberikan informasi.

Modernisasi telah menawarkan substitusi bagi kegiatan membaca, dengan lahirnya media audio-visual. Kehadiran audio-visual membuat informasi menjadi lebih “nyata” ketimbang membaca, tetapi di lain pihak mengurangi bahkan meniadakan daya cerna pemirsa. Sesuatu yang mutlak dibutuhkan dalam membaca untuk mencari pengertian.

Dalam keadaan seperti inilah buku ini hadir, mengingatkan kita akan pentingnya membaca untuk mencari pengertian dan mengajari kita bagaimana melakukannya. Membaca seperti inilah yang menjadi tonggak peradaban.

Pendidikan seumur hidup
Membaca mendapatkan pengertian adalah pendidikan seumur hidup secara intelektual. Sekolah semestinya mengajarkan hal ini secara berjenjang. Dengan demikian, setelah lulus dari sekolah lanjutan, seseorang sudah bisa menikmati dan memahami hamper semua bacaan, dan menjadi pembelajar seumur hidup.

Namun kenyataannya jauh panggang dari api. Banyak mahasiswa yang masih kesulitan membaca di level ini, bahkan sarjana pun masih banyak yang kedodoran. Akibatnya mereka berhenti belajar, begitu selesai dari sekolah

Manfaat sesungguhnya dari membaca pun disia-siakan, menjadi sekadar untuk membaca buku teks, Koran, bukan untuk membaca buku. Ini terbukti dari angka penjualan buku non-fiksi, khususnya sains, baik ilmu alam maupun ilmu social, yang masih rendah. Hal ini tidak berimbang dengan oplah surat kabar, majalah, dan buku fiksi yang jauh lebih tinggi. Inilah bukti bahwa orang baru bisa menikmati bacaan untuk informasi dan hiburan, belum untuk menemukan pengertian.

Tahapan Membaca
Buku ini menjelaskan cara meningkatkan kemampuan membaca secara berjenjang: membaca dasar, inspeksional, analitis, dan sintopikal (tematis), dan juga sejumlah tes sesuai jenjang itu. Tahapan-tahapan ini harus dijalani secara beruntun karena tidak mungkin untuk maju ke tahap berikut tanpa menguasai tahapan sebelumnya.

Tingkat yang pertama adalah membaca dasar, yang semua kita sudah kuasai, yaitu mengeja, membaca kata dan kalimat menerjemahkan symbol menjadi sebuah bunyi yang bermakna. Membaca tingkat ini semestinya dikuasai seseorang sesudah menamatkan sekolah dasar. Ini ditandai dengan kemampuan membaca yang lancer tanpa patah-patah, dan kemampuan membaca di dalam hati (silint reading).

Bagian berikutnya adalah membaca inspeksional. Sekilas membaca inspeksional dapat disamakan dengan membaca cepat. Namun, bukan itu yang dimaksud buku ini. Membaca inspeksional adalah membaca sekilas, atau selayang pandang, secara sistematis sambil mengajukan pertanyaan kepada teks yang kit abaca dan berusaha menjawabnya selagi kita membaca.

Ada dua manfaat yang bisa didapat dari membaca sekilas ini. Yang pertama, untuk menentukan apakah buku itu layak atau tidak untuk kit abaca secara lebih mendalam. Dalam contoh praktisnya adalah untuk menentukan apakah buku itu layak kita beli atau pinjam. Yang kedua adalah mendapatkan ide dasar dari buku tersebut, tanpa harus mendalami detailnya. Ini sangat membantu jika nantinya kita mau mendalami buku ini lebih lanjut, atau kalau kita sekadar ingin tahu garis besar buku tersebut.

Dalam level ini juga kita belajar bagaimana membuat catatan kaki, coretan-coretan, yang nantinya akan membantu kalau ingin membaca buku tersebut secara lebih mendalam. Beberapa tips menarik diberikan untuk membantu memilih bahan bacaan yang baik.

Orang sering terjebak pada level ini, yaitu membaca cepat, karena menganggap inilah level pencapaian tertinggi dalam membaca. Adler menunjukkan bahwa membaca buku seharusnya dengan kecepatan yang sesuai. Buku atau bagian bacaan yang seharusnya dibaca dengan cepat jika kit abaca dengan perlahan akan menghabiskan waktu dengan percuma.

Berikutnya adalah membaca analitis. Inilah membaca dalam arti sesungguhnya. Dalam tahap ini kita “mengunyah dan mencerna” bacaan, menjadikannya bagian dari diri kita. Keterampilan tahap ini seharusnya dimiliki para lulusan SMA dan atau S1. Ia bisa menyarikan, memaparkan kembali, maupun mengkritik sebuah bacaan.

Teknik membaca analitis menduduki porsi terbanyak di dalam buku ini karena pada tahapan inilah membaca menjadi aktivitas yang komprehensif, melibatkan semua upaya pikiran, dalam mendalamibacaan. Memang, membaca pada level ini akan melelahkan, tetapi hasil yang diperoleh sungguh sebanding dengan upaya yang dicurahkan.

Dan terkahir adalah membaca sintopikal, membaca beberapa buku dalam tema yang sama, membandingkan, menganalisis, menyintesis, mereka menjadi sebuah ide yang baru. Kemampuan ini semestinya dimiliki seorang sarjana karena menulis skripsi berdasarkan studi kepustakaan sangat memerlukan keterampilan membaca level ini.

Puncaknya, Adler mengajak pembaca untuk terus menerus meningkatkan kemampuan membaca mereka dengan merekomendasikan sejumlah judul buku yang “layak” dibaca, dan memaparkan manfaat membaca bagi pertumbuhan otak.

Pendidikan “liberal arts”
Sesungguhnya Adler menyusun buku ini di dalam kerangka pendidikan liberal arts yang tidak lagi menjadi warna utama dalam pendidikan, seperti pada beberapa abad lampau. Ini adalah pendidikan generalis, yaitu menguasai kecakapan intelektual dasar agar dapat memahami dan mendalamisenua bidang ilmu.

Pada abad pertengahan seorang sarjana atau baccalaureate menguasai tiga kemampuan liberal arts yang disebut trivium, yaitu gramatika, logika dan retorika, dan empat kemampuan berikutnya yang disebut quadrivium, yaitu aritmatika, musik, geometri, dan astronomi.

Pendidikan saat itu belum menjadi spesialis seperti sekarang. Spesialisai memberikan kemajuan cepat yang bisa kita nikmati, tetapi juga membuat kita kehilangan kemanusiaan, yang bisa dicapai dengan menjadi seorang generalis.

Adler adalah pembelajar mandiri. Ia menjalani pendidikan klasik secara otodidak, setelah drop-out dari sekolah menengah. Ia kuliah di Universitas Columbia sampai akhirnya dianugerahi gelar doctor filsafat, lalu mengajar filsafat di Universitas Chicago. Bersama dengan Robert M Hutchins mereka menjadi pilar liberal arts modern.

Mereka membuat proyek Great Books of Western Civilizations yang merangkum karya-karya litertur, sains, social sains dan filsafat yang paling berpengaruh dalam peradaban Barat, serta mengompilasinya sehingga bisa diakses oleh pembaca awam. Sesudah membacanya, seseorang diharapkan terlibat dalam Great Conversation, urun rembuk dalam perkembangan peradaban dunia.

Buku ini adalah gerbang studi mandiri seumur hidup bagi siapa pun yang ingin mendalami bidang apa saja: sastra, filsafat, sejarah, ilmu alam, ilmu social, matematika, dan lain-lain. Studi seperti ini bisa dijalani oleh siapa saja, yang berniat dan mau berusaha. Darisinilah diharapkan muncul kelas menengah terdidik, yang menjadi pilar dari sebuah Negara demokrasi yang kokoh.

Mungkin, itulah sebabnya Jaques Barzun, seorang budayawan, ilmuan dan pendidik besar Amerika menyebut buku ini “wajib dibaca bagi aiapa pun yang peduli masa depan budaya bangsanya”. Gus Dur menyebut buku ini “sebuah contoh terbaik karya kreatif… yang memampukan kita memahami masalah secara berimbang”. ONI SURYAMA, Cak Tarno Institut

JANGAN BUNUH OBAMA!


Author : Hermawan Aksan, Publisher : Mizan Publishing
• Daftar pembunuhan dan usaha pembunuhan Presiden AS
• Sejarah kekerasan dan rasisme dalam politik AS
• Pembunuhan tokoh-tokoh politik kulit hitam: Martin Luther King, Jr. dan Malcolm X
• Ancaman terhadap tokoh-tokoh kulit hitam yang mencalonkan diri sebagai presiden
Pemilihan Presiden AS 2008 berpeluang menjadi tonggak sejarah. Itu karena kemunculan Barack Obama sebagai kandidat kuat presiden. Jika Obama—campuran kulit hitam-kulit putih—terpilih, untuk pertama kalinya Amerika Serikat memiliki presiden kulit berwarna. Terlebih, kekhawatiran akan upaya pembunuhannya telah muncul.

Namun, belum lagi dia terpilih, kekhawatiran akan upaya pembunuhannya telah muncul.

Banyak kelompok dengan terang-terangan menunjukkan permusuhannya terhadap Obama: kaum rasis kulit putih, lobi Israel, kelompok neokonservatif, dan Kristen sayap kanan. Nobelis Sastra Doris Lessing pun menyuarakan kekhawatirannya akan nyawa Obama. Pemerintah AS juga memberikan pengawalan agen khusus bagi Obama jauh lebih awal ketimbang calon-calon presiden lainnya.

Akankah kekhawatiran itu terbukti? Apa pun hasilnya, pemilihan presiden kali ini akan menjadi batu ujian bagi pluralisme dan toleransi di AS.

"Jika Obama jadi presiden, hidupnya tak akan bertahan lama."
-- Bernard Hopkins, mantan juara dunia tinju

"Jika Obama terpilih jadi presiden, mereka akan membunuhnya."
-- Doris Lessing, Nobelis Sastra 2007

Negosiasi Politik Menjelang Helat Demokrasi


Oleh Aminuddin Siregar

Kevin Kennedi, penulis buku Negosiasi Yang Eefektif, berpendapat bahwa, negosiasi
itu lebih merupakan suatu seni ketimbang ilmu pengetahuan. Sebab setiap orang dapat meningkatkan keterampilannya dalam melakukan negosiasi. Tidak saja untuk mendapatkan solusi, tetapi juga untuk menemukan hasil optimal yang disebut sebagai win-win
slution. Hasil menang-menang inilah yang juga diinginkan sebagai puncak tertinggi tujuan sebuah negosiasi apa pun saja.

Benar, bahwa negosiasi, banyak dipraktikkan di dunia usaha dan bisnis. Namun, kini negosiasi tidak saja dikenal dalam dunia bisnis, tetapi juga di dunia politik dan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu tidak mengherankan, jika menjelang helat akbar atau pesta demokrasi 2009 mendatang ini akan terjadi negosiasi politik. Suatau hal yang wajar saja terjadi.

Kalau negosiasi lebih menekankan pada seni, maka sama halnya ketika seseoarang menekuni seni, misalnya seni lukis, seni musik, atau seni tari. Di mana seseorang dituntut agar memiliki daya kreatif dan kemampuan berekspresi. Termasuk penguasaan komunikasi politik. Karena memlalui komuikasi politik itulah warna kepolitikan kian nampak jelas.

Selain itu, seorang negosiator juga memiliki kemampuan menggunakan imajinasi. Ia adalah orang yang boleh dikatakan seorang creator. Apakah itu untuk keperluan politik ataupun bisnis. Umumnya mereka juga adalah orang yang cekatan terampil menggunakan bahasa tubuh. Maksudnya mereka tidak saja menggunakan otak kiri, tetapi juga memanfaatkan untuk masuk dari kanan.

Sehingga, seni bernegosiasi yang ditampilkan tidak terlihat kacau-balau, sumbang, dan semacamnya. Tetapi nampak mulus, rapid an teratur, ritmis, santun dan amat lugas. Keluwesan seperti inilah juga menjadikan politik sebagai seni dari segala yang mungkin. Dalam kaitan itu pula politik nampak kian berirama, dan ketukan tempo yang mengundang hasrat berpolitik.

Sayangnya hasrat itu seringkali diarahkan pada hasrat tertinggi, yakni berkuasa. Kalau ini yang terjadi, maka irama itu menjadi tidak lagi enak didengar. Orang kemudian menaksir-naksir dan membuat sejumlah asumsi dan kalkulasi politik. Akibatnya bisa macam-macam, dan banyak hal terlupakan, seperti lupa kepada kepentingan rakyat yang sesungguhnya.

Begitu juga halnya ketika seseorang melakukan negosiasi politik. Biasanya menjelang helat demokrasi, seperti pemilu 2009 mendatang ini, akan hadir negosiator-negosiator politik, sekurangnya untuk membentuk koalisi. Bila tidak dikatakan untuk meraih sebanyak mungkin suara. Tanpa peduli dengan apa yang telah dijanjikan kepada setiap konstituwen dan rakyat pada umumnya.

Dalam konteks itu negosiator telah mengalihkan model kepolitikan, yang seringkali tidak lagi disenangi orang. Padahal ketika negosiasi politik dilakukan, unsur kreasi politiklah yang perlu dinampakkan dan semua janji dan program politik partai dilaksanakan secara konsisten dan penuh komitmen yang mengikat rakyat.

Tentu saja kita percaya kepada politisi mana pun mengetahui hal itu. Mereka juga orang yang sangat jeli melihat peluang politik untuk bisa tampil. Para pemain politik juga adalah orang yang sangat mampu berempati. Buktinya, mereka tidak saja piawai merangkul lawan politik tetapi juga kompeten untuk berkoalisi secara baik dan benar, hingga mendapat sanjungan dari sana sini.

Namun, tidak sedikit kita jumpai, kalau menjelang pemilu seperti sekarang ini orang tiba-tiba saja jadi negosiator, dan punya kemampuan bernegosiasi. Baik yang secara alami tumbuh maupun lahir dari pengalaman, maupun dimunculkan lewat kaderisasi melalui proses panjang dan waktu cukup lama, kemudian pengalaman itu berkembang dan tumbuh dalam diri seseorang sebagai politisi.

Karena itu keterampilan bernegosiasi bisa lebih berhasil. Kesuksesan itu akhirnya membawa seseorang pada pemahaman dan pengetahuan politik lebih mendalam. Apabila pemahaman politik seseorang terlebih dahulu dikuasai, maka besar kemungkinan dapat menerapkannya, sejalan dengan aturan main yang telah disepakati bersama.

Bahwa, kesepakatan antara dua pihak yang akan bernegosiasi perlu dibangun, sembari melihat kesungguhan dan pengorbanan yang diberikan oleh rakyat banyak untuk mendukung dengan sepenuh hati mereka. Dalam konteks kepentingan rakyat inilah sebenarnya para negosiator politik bersepakat membuat komitmen untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh kepentingan masyarakat secara keseluruhan.

Kedua belah pihak bersepakat mematuhinya segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan untuk memajukan rakyat dan meningkatkan kesejahteraannya. Karena mereke inilah nantinya yang akan mencadi pemimpin politik dan menjadi wakil mereka di hamper semua siatuasi politik. Itu artinya mereka tidak hanya bicara diparlemen, tetapi juga bicara kepada rakyat.

Untuk menciptakan negosiasi politik yang tepat diperlukan persiapan, karena persiapan ini merupakan kunci sukses dalam bernegosiasi. Persiapan itu antara lain ialah mengetahui sebanyak mungkin tentang lapa yang dibutuhkan rakyat. Termasuk yang dibutuhkan oleh sebuah bangsa yang bernama nation state, yakni negara bangsa.

Dengan demikian partai politik yang bernegosiasi dapat dilihat oleh masyarakat politik sebagai partai politik berkarakter. Partai politik yang demikian kemungkinan besar menjadi sangat diminati dan mendapat dukungan sepenuhnya dari rakyat. Meskipun tentu saja tidak mungkin untuk menyamakan masing-masing ideology partai, yang berbeda satu dengan lainnya.

Namun pengetahuan terhadap karakteristik konstituen sangat diperlukan oleh setiap partai. Termasuk mengetahui bagaimana tingkah laku massa pendukung agar tidak menimbulkan persoalan dikemudian hari.. Dalam kaitan inilah peran negosiator politik menjadi sangat fungsional dalam menumbuhkan demokrasi. Selebihnya. Wallahu’alam

Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial Politik dan Kemasyarakatan
Bekerja Pada Pusdiklat Regional Depdagri Bukittinggi

Arah Demokrasi Harus Diubah

Sumber : Harian Kompas, Sabtu, 9 Agustus 2008 | 01:01 WIB
Jakarta, Kompas - Demokratisasi yang berlangsung selama sepuluh tahun terakhir ini harus diubah arahnya. Jika tidak, proses demokrasi yang memakan banyak biaya seperti saat ini semakin membebani rakyat.
”Kita menyaksikan betapa penyelenggaraan pilkada memakan banyak biaya. Seperti pilkada di Jawa Timur, berapa besar anggaran yang dikeluarkan oleh anggaran negara. Belum lagi dana yang disediakan oleh masyarakat dan peserta pilkada,” ujar Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali, Kamis (8/8).
Menurut dia, dana politik yang menghabiskan miliaran bahkan bisa mencapai triliunan rupiah itu akan sangat bermanfaat jika langsung dipergunakan untuk usaha yang langsung bisa memberikan kesejahteraan rakyat.
”Problem lain dari demokrasi yang sudah dijalankan adalah betapa bangsa Indonesia seperti kehilangan nilai budayanya. Seolah-olah tak ada lagi rasa saling menghormati, yang tersisa hanya mau menang sendiri,” ujarnya.
Yang lebih menyedihkan, menurut Suryadharma, hilangnya nilai ini sudah merambah di kalangan calon intelektual.
”Kalangan mahasiswa seperti tidak lagi memegang norma kesopanan, mereka memaki dan mencaci semaunya. Yang lebih buruk lagi sering kali proses demokrasi menghasilkan tindakan destruktif,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal PPP Irgan Chairul Mahfiz menilai, proses demokratisasi yang baru menekankan kelembagaan demokrasi ini memang harus disempurnakan. ”Masih banyak kelemahan, namun itu semua proses. Artinya, bangsa Indonesia, jika serius, pasti akan bisa membangun Indonesia dengan sistem demokrasi yang lebih baik,” ujarnya. (MAM)

Sabtu, 09 Agustus 2008

Analisis sejarah baru

Oleh Penerbit Serambi Ilmu
Berdasarkan penelitian atas catatan diplomatik Amerika Serika, Indonesia, Belanda, dan Australia, juga arsip PBB, Gouda dan Brocades Zaalberg menelaah perubahan pandangan Amerika Serikat terhadap Indonesia dari 1920-an hingga 1949. Analisis sejarah baru oleh kedua penulis tersebut memberi kesan bahwa kalangan diplomatik Amerika bukan "tak tahu-menahu" keadaan di Indonesia sebagaimana diduga banyak
pihak, baik sebelum maupun sesudah Perang Dunia II.

Hingga belum lama ini, sebuah mitos tak terhapus muncul bahwa begitu Perang Dunia II berakhir, pemerintah Amerika Serikat pada masa kepemimpinan Presiden Hary Truman segera menyatakan dukungan politiknya terhadap Republik Indonesia yang baru berdiri. Mitos yang sama terus dipercaya di Belanda dimana banyak orang Belanda masih
berpikir bahwa bantuan Amerika Serikat terhadap Republik Indonesia,yang bermula pada 1945-1946, berperan besar atas kemerdekaan prematur dan menyakitkan Hindia Belanda.

Dengan demikian, terlepas dari perjuangan gigih rakyat Indonesia di medan tempur dan keuletan para diplomat kita di meja perundingan, politik luar negeri AS punya andil yang tak kecil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Ditulis dengan lancar serta dilengkapi referensi langka dan detail personal sejumlah tokoh sejarah, buku penting ini mengungkap fakta tentang perubahan kebijakan luar negeri AS terhadap Indonesia dan pengaruhnya dalam percaturan dalam percaturan polotik internasional, terutama di masa genting revolusi kemerdekaan Indonesia.

Judul : Indonesia Merdeka Karena Amerika?,Pengarang:Frances Gouda, Halaman : 487/HVS
ISBN : 978-979-1275-96-5, Untuk informasi lebih lanjut klik www.serambi.co.id

Kamis, 07 Agustus 2008

Pengembangan Agribisnis

Oleh Aminuddin Siregar

Agribisnis nampaknya tidak cuma sekedar isapan jempol, apabila ditemukan modus baru pengembangan agribisnis ini, dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Akan tetapi problem yang seringkali muncul kepermukaan, justru bukan masalah pengembangan, melainkan seberapa efektif manajemen agribisnis ini telah dilakukan. Sehingga persoalan yang menyangkut daya dukung ekonomi daerah yang berbasis kerakyatan menjadi prioritas..

Itu sebabnya, mengapa perlu dicari modus baru pengembangan agribisnis ini. Di mana agribisnis benar-benar dapat menjadi satu kekuatan bagi daerah dalam menjalankan roda pemerintahan dan mengurus rumah tangganya sendiri. Barulah kemudian makna otonomi daerah, yang berbasis kerakyatan dapat digiring ke arah terciptanya demokratisasi ekonomi. Meskipun demokrasi dianggap tidak selalu bisa memberantas kemiskinan.

Pusat krisis yang dibentuk pemerintah tempo hari itu, nampaknya bertujuan untuk membantu dan mendukung pelaku bisnis dan perdagangan dalam meningkatkan usaha mereka. Bukan saja di tingkat nasional dan regional melainkan juga pada tingkat global. Sebab menurut Menteri Perindustrian dan Perdagangan, yang ketika itu dijabat oleh Rini MS. Soewandi, usaha pengembangan itu difokuskan pada tiga bidang industri, yakni industri tekstil, produk tekstil, dan industri alas kaki, serta industri elektronik.

Dengan dibentuknya pusat krisis industri dan perdagangan ini, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja. Sekurangnya dapat mengurangi angka pengangguran yang cenderung meningkat dari hari-kehari. Harapan ini tidak saja untuk memperkuat kembali perekonomian regional tetapi juga dapat mendongkrak laju perekonomian daerah secara lokal, dengan berbasiskan ekonomi kerakyatan.
Sejalan dengan itu Manajemen Pengembangan Agribisnis Berwawasan Lingkungan sangat diperlukan oleh pemerintah Kabupaten/Kota. Sebab pengembangan agribisnis juga akan dapat dijadikan sebagai kekuatan daya saing disektor perdagangan. Untuk mewujudkan hal Ini, tentu saja diperlukan kesepakatan bersama, konsensus, dan terlebih lagi sangat diperlukan ialah komitmen terhadap pengembangan agribisnis sebagaimana diharapkan.

Persoalannya, apakah pencarian modus baru pengembangan agribisnis ini bisa disepakati, apabila penegakan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan benar justru dianggap sebagai hambatan? Padahal semua warga masyarakat mesti mengetahui apa yang menjadi kebijakan pemerintah dan secara transparan aspirasi mereka yang disuarakan oleh wakil mereka sepenuhnya didasarkan pada kesesuaian dengan kebutuhan mereka.

Penulis Staf Pengajar pada Pusdiklat Depdagri Regional Bukittinggi. Penggagas Forum Diskusi Komunitas Klub Haus Buku

Senin, 04 Agustus 2008

Million-selling opening for vampire series finale

Monday August 4, 9:12 PM
Million-selling opening for vampire series finale
Harry Potter is still king, but the final book of Stephenie Meyer's "Twilight" series did manage a million-selling debut.

"Breaking Dawn," the fourth of Meyer's sensational teen vampire series, sold 1.3 million copies in the first 24 hours after its midnight, Aug. 2 release. Publisher Little, Brown Books for Young Readers announced Monday that it has gone back for 500,000 more copies, making the total print run 3.7 million.

The numbers for "Breaking Dawn" are comparable to the openings of a pair of famous memoirs: former President Clinton's "My Life" and Sen. Hillary Rodham Clinton's "Living History." But they don't approach the unveiling of "Harry Potter and the Deathly Hallows." The seventh and final volume of J.K. Rowling's fantasy series sold 8.3 million copies in its first 24 hours in the United States alone.

Sumber : Yahoo! Asia News

Rabu, 02 Juli 2008

Pengembangan Agribisnis dan Pembangunan Desa


Oleh Aminuddin Siregar (Penulis Bekerja Pada Pusdiklat Regional Depdagri Bukittinggi)
Agribisnis itu tiada lain ialah usaha di sektor yang bersangkut paut dengan pertanian. Jadi tidak terlalu mengherankan, kalau usaha di sektor pertanian ini mendapat perhatian serius. Bukan saja dikalangan akademisi, melainkan juga kalangan politisi. Terlebih lagi di masa-masa kampanye. Tidak ketinggalan, pernyataan-pernyataan penting tantang pertanian ini hampir diakomodir oleh semua calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Tentu saja semua kalangan itu sangat optimistis terhadap usaha yang berkaitan dengan pertanian ini. Sebab pengembangan usaha pertanian melalui agribisnis ini akan berkait langsung dengan perekonomian rakyat, yang juga menjadi tema kampanye dalam kerangka mengantisipasi terpuruknya ekonomi rakyat.
Maka wajar saja masalah ini diangkat kepermukaan oleh para juru kampanye termasuk capres/cawapres ketika melakukan kampanye politiknya di berbagai tempat. Katakan misalnya pasangan capres/cawapres Susilo Bambang Yudoyono (SBY)-Muhammad Yusuf Kalla (MYK), nampaknya sangat antusias terhadap pertanian ini. Ini dapat dipahami lantaran SBY sendiri kabarnya mengambil spesialisasi doktornya yang menyangkut dengan manajemen ekonomi pertanian.
Secara politik masalah itu memang patut diapungkan, walaupun banyak orang menilai bahwa apapun kejadiannya, yang penting bagi rakyat banyak ini ialah kesinambungan usaha pertanian dan meningkatnya produksi pertanian mereka dari waktu-kewaktu. Sementara soal capres/cawapres, berada pada tataran memilih figur-figur. Meskipun tentu saja tetap dengan pertimbangan kepatutan yang arif berdasarkan nurani masing-masing.
Kendati kalangan petani telah merasakan nikmatnya hasil usaha mereka, namun barangkali kalau diamati secara keseluruhan, yang menikmati itu justru baru segelintir kecil saja dari kelompok tani yang bisa tertawa lebar dan terbahak-bahak meninkmati hasil jerih-payah mereka, sesudah musim panen.
Sebab, hingga saat sekarang-sekarang ini masyarakat Indonesia masih berada pada tataran komunitas agraris, di mana hampir delapan pulu persen dari jumlah penduduk Indonesia bergulat disektor pertanian ini Dapat kita bayangkan apa jadinya kalau seandainya sektor ini kita abaikan begitu saja.
Masalahnya, apa yang perlu mendapat perhatian dan perlu diberi prioritas pengembangannya, apabila sumber daya agraria justru merupakan ganjalan utama bagi para petani ? Sementara sektor ini mesti dapat digarap secara profesional. Agar para petani kita akan lebih makmur dan lebih sejahtera dari kondisi yang mereka hadapi sekarang ini. Sebab, agribisnis ini sangat menjanjikan bagi upaya pemberdayaan ekonomi rakyat pedesaan. Ini bukanlah sesuatu hal yang mustahil bagi pemerintah baik pusat maupun daerah.
Pembangunan Desa
Dengan demikian hendaklah dikatakan bahwa, pengembangan agribisnis ini erat kaitannya dengan pembangunan pedesaan, di mana tujuan dari pembangunan pedesaan antara lain ialah meningkatnya kesejahteraan masyarakat pedesaan. Tujuan ini sesuai dengan program pembangunan nasional (Propenas) 2000-2004, yang mesti disikapi oleh pemerintah daerah. Terutama dalam upaya menciptakan iklim pertumbuhan dan pencapaian hasil pertanian yang optimal.
Dalam konteks ini, peranan pemerintah daerah sangat menentukan. Tidak saja dalam pencapaian keberhasilan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan. Tetapi juga dalam upaya mempersiapkan kawasan agropolitan, di mana produk-produk pertanian kawasan ini dapat dipasarkan dengan segera dan mudah dijangkau oleh baik masyarakat maupun dalam pendistribusiannya ke seluruh penjuru daerah-daerah pemasaran.
Sasaran yang akan dicapai oleh pemerintah daerah dalam kerangka otonomi daerah ialah meningkatnya pendapatan masyarakat pedesaan, terciptanya lapangan kerja, terwujudnya keterkaitan ekonomi antara pedesaan dan perkotaan dan menguatnya pengelolaan ekonomi lokal. Bahwa keterkaitan ekonomi antara pedesaan dan perkotaan, dapat dijadikan sebagai indikasi keberhasilan pembangunan desa.
Sehingga pemerintah daerah akan memetik hasilnya, tidak saja dapat meningkatkan dinamika perekonomian lokal tetapi juga meningkatkan pendapatan asli daerahnya, sekaligus dapat melakukan percepatan terhadap pembangunan desa. Interaksi desa kota ini secara ekonomi, jelas akan membuka banyak peluaang bagi perluasan usaha di berbagai sektor dan bidang-bidang usaha yang lebih variatif. Termasuk usaha di sektor jasa.
Begitu juaga di bidang pertanian, industri, dan perdagangan. Termasuk perluasan penyerapan tenaga kerja yang merupakan bidang yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten, sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini tertuang dalam pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah.
Perlunya pengembangan agribisnis ini dalam pembangunan masyarakat pedesaan disebabkan potensi ekonomi lokal sebagian besar masyarakat pedesaan di Indonesia adalah masyarakat agraris, yakni bidang pertanian. Pengembangan agribisnis dengan demikian dapat dikaitkan dalam kerangka pembangunan pedesaan untuk masa yang akan datang. Di mana melalui program pemerintah di sektor agribisnis haruslah memperkuat posisi petani sebagai yang terlibat langsung dalam kegiatan agribisnis dan kewirausahaan.
Agribisnis
Sejalan dengan upaya pengembangan agribisnis, yang sejak awal mesti diprogramkan oleh pemerintah daerah, maka salah satu langkah ke arah itu ialah memberi kemudahan kepada petani dalam memperoleh segala bentuk sumber daya agraria. Akan tetapi kalau sumber daya agraria ini sulit, atau karena hambatan birokrasi, maka dapat diperkirakan bahwa petani kita tidak akan pernah bangkit dari nestapa keterpurukan mereka sebagai petani yang tetap tidak berdaya, lebih-lebih petani penggarap.
Sebaliknya, bila para petani meperoleh kemudahan menjangkau sumber daya agraria ini, maka langkah berikutnya kembali perlu dipikirkan ialah upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ini berkait pula dengan kebijakan pembangunan dan pengembangan agribisnis yang dibuat oleh pemerintah baik pusat maupun daerah.
Katakanlah misalnya, suatu kelompok komunitas petani muncul sebagai mewakili petani dalam menyampaikan aspirasi mereka, atau mungkin keberatan mereka terhadap kebijakan pemerintah yang katakanlah sempitnya peluang atau kurangnya kesempatan ekonomi dan distribusi pertanian, yang mereka dapatkan secara adil. Padahal secara politik, kesejahteraan ekonomi merupakan kondisi yang amat sangat penting bagi tumbuhnya demokrasi.
Bahwa kualitas sumber daya manusia, jelas amat sangat terkait dengan pembangunan masyarakat pedesaan, Terutama yang menyangkut penataan ulang terhadap mekanisme pemberdayaan ekonomi rakyat, khususnya dalam bidang perencanaan pembangunan desa secara partisipatoris, perlu dimantapkan. Setidaknya komunitas petani memahami betul arti pentingnya pengembangan agribisnis dalam memperkuat pemberdayaan ekonomi rakyat.
Dengan demikian pengembangan agribisnis kembali perlu mendapat perhatian serius. Terutama dari pihak pemerintah pusat. Khususnya pemerintah daerah yang memiliki kewenangan dan yang secara otonom pemerintah daerah berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Bagi kabupaten yang memiliki sumber daya alam yang potensial, agaknya pengembangan agribisnis merupakan peluang untuk dapat melakukan pembangunan desa secara partisipatoris.
Pengembangan agribisnis ini, hanya dapat dikatakan berhasil apabila perlakuan terhadap sistem pendistribusian produk pertanian berlaku sama dengan pendistribusian barang ekionomi lainnya. Dengan kata lain pengembangan agribisnis tidak hanya membutuhkan komitmen tetapi juga memerlukan aturan yang jelas. Keberhasilan Tapanuli Utara dalam pengembangan agribisnis ini, barangkali bisa jadi contoh bagi kabupaten yang memiliki potensi pengembangan agribisnis dan kewirausahaan.
Akhirnya pengenalan prinsip pendistribusian produk pertanian perlu disosialisasikan kepada para petani. Tujuannya agar mereka mengetahui secara persis bahwa produk pertanian yang mereka hasilkan didistribusikan secara adil dan sama seperti barang ekonomi lainnya. Sehingga pengembangan agribisnis dan kewirausahaan ini dapat menopang penguatan ekonomi rakyat. Lebih jaum mereka tidak merasa dibedakan atau diperlakukan tidak adil. Itu saja.

Perekonomian Vietnam melamban

Diperbaharui pada: 02 Juli, 2008 - Published 11:07 GMT
Email kepada teman Versi cetak

Petani Vietnam
Vietnam beruntung dengan naiknya harga beras dunia
Perekonomian Vietnam melamban dalam enam bulan pertama tahun ini akibat inflasi yang meningkat tajam sehingga menekan belanja para konsumen. Selain itu, inflasi juga mendorong biaya makanan dan energi yang diimpor.

Salah satu negara Asia dengan perekonomian yang sukses dalam beberapa tahun terakhir, Vietnam menikmati pertumbuhan 7,9 persen pada tahun 2007, tetapi perluasan ekonomi melambat menjadi hanya 6,5 persen di semester satu tahun 2008.

Para ahli ekonomi mengatakan penurunan ini cukup baik untuk mencegah ekonomi yang terlalu panas, tetapi mereka memperingatkan, perlu tindakan lebih jauh untuk mengatasi inflasi.

Harga-harga konsumen sekarang ini 20 persen lebih tinggi dibandingkan setahun lalu.

Tantangan yang tak bisa diramal

Di seluruh Asia, negara-negara berjuang mengatasi beban bahan bakar yang lebih tinggi dan biaya makanan yang meningkat.

Defisit perdagangan Vietnam meningkat tajam tahun ini, karena biaya mengimpor bahan bakar, pupuk dan baja melonjak walaupun sebagai negara penghasil beras kedua terbesar di dunia, Vietnam juga menikmati keuntungan dari meningkatkan harga beras.


Sangat penting bagi Vietnam untuk tidak mengorbankan pertumbuhan jangka pendek tetapi mengejar pertumbuhan jangka panjang

Prakriti Sofat, HSBC

Walaupun produk domestik bruto (PDB) melambat, para menteri menggambarkan pertumbuhan ini sebagai sebuah 'kemenangan besar' mengingat ketidakpastian atas perekonomian global.

Namun begitu, para pejabat memperingatkan tekanan sosial akibat melonjaknya harga makanan dasar setelah inflasi tahunan mencapai angka 27 persen bulan lalu.

"Dalam paruh kedua tahun ini, situasi ekonomi dan sosial masih tetap rumit," kata Biro Pusat Statistik Umum Vietnam.

"Kami akan tetap menghadapi masalah-masalah yang sekarang ada dan kemungkinan adanya berbagai tantangan yang tidak bisa diramal."

Dana Moneter Internasional mengatakan hari Senin lalu bahwa Vietnam perlu mengetatkan kebijakan moneter walaupun sudah meningkatkan suku bunga tiga kali sepanjang tahun ini.

Pertumbuhan atau Deflasi

Tetapi para ahli mengatakan, pertumbuhan yang lebih rendah, jika digabungkan dengan langkah-langkah deflasi lainnya, seperti biaya pinjaman yang lebih tinggi dan batasan-batasan pemberian kredit, akan memberikan dampak yang positif.

"Secara keseluruhan, semuanya bergerak dalam jalur yang tepat," kata ekonom HSBC Asia, Prakriti Sofat.

Beras Vietnam
Vietnam adalah produser beras kedua terbesar di dunia

"Adalah sangat penting bagi Vietnam untuk mengorbankan pertumbuhan jangka pendek untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang."

Kebangkitan kembali perekonomian Vietnam menjadi magnet bagi investasi asing. Tingkat penanaman modal langsung di semester pertama tahun 2008 hampir 10 miliar dolar Amerika lebih tinggi dibandingkan tingkat penanaman modal selama tahun 2007.

Jumat, 20 Juni 2008

MUNCULNYA SINISME POLITIK


Oleh Aminuddin Siregar

Aalah satu ciri kehidupan politik kita hari-hari kemarin ialah munculnya sinisme politik di mana-mana. Tidak saja secara nasional, tetapi juga secara lokal. Nampaknya, sinisme politik ini muncul dihampir semua konteks kehidupan kita. Sehingga orang amat mudah membikin apapun saja yang bisa menimbulkan sinisme politik. Akibatnya, rawan terhadap penjungkirbalikan fakta politik, untuk kepentingan tertentu segelintir orang.
Semboyan, politik yes, pembangunan no, agaknya mejadi amat laris dan cenderung menjadi komoditas politik yang lagi trend. Tetapi disaat yang bersamaan justru terjadi distorsi politik yang maha dahsyat, lantaran semua persoalan yang muncul melulu dilihat dari sisi politiknya, dan direspon secara politis pula. Melihat dan merespon secara politis itu memang tidak salah, boleh-boleh saja dan sah-sah saja adanya.
Namun dibalik semua itu diperlukan pertimbangan dan kesadaran bersama menuju tertib politik melalui dialog yang kondusif. Melalui tertib politik dan dialog yang kondusif inilah kemudian diharapkan tidak terjadi pembusukan politik. Sebab bila ini yang terjadi kita akan menghadapi kesemrautan yang semakin rumit dan amat sangat ruwet. Bukan saja membikin kocar-kacir anak-anak bangsa, tetapi juga membuat kegelisahan yang berkepanjangan. Termasuk ancaman terhadap rasa aman, baik secara individual maupun kelompok yang ada dalam masyarrakat
Kemungkinan terburuk bisa saja muncul setiap saat, misalnya disintegrasi bangsa, dan akan banyak menimbulkan disfungsi dalam masyarakat, bila tidak dikatakan disintegrtasi masyarakat. Ini tentu sangat berbahaya, dan saya kira, kita-kita semua, tidak menghenmdaki hal sedemikian itu terjadi, apabila kita konsern terhadap kesatuan dan persatuan bangsa dalam suatu kesatuan yang bernama wilayah Republik Indonesia.
Meluasnya sinisme politik patut menjadi perhatian semua kita-kita ini siapa pun saja. Itu artinya perlu dan penting bagi kita untuk mencari jalan keluar dan solusi terhadap beban politik yang menimpa pundak seluruh rakyat Indonesia ini. Bila sinisme politik terus bergulir dan digelindingkan, tak kunjung berkesudahan, tidak menampakkan tanda-tanda yang meringankan beban politik, yang sudah sedemikian berat itu. Tentu suasana kehidupan sehari-hari akan semakin kompleks.
Celakanya, arah menuju berakhirnya konflik dan budaya politik kekerasan yang hinga hari-hari belakangan ini, juga masih nampak. Jelas akan menimbulkan kesenjangan pula. Bukan saja kesenjangan politik tetapi juga kesenjangan terhadap hampir semua konteks kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Ini semua membuat suasana tak lagi nyaman dan membikin gundah banyak orang.
Di tengah ketidak nyamanan itu, memang muncul berbagai pesan-pesan etis dan himbauan-himbauan moral, yang memang bisa menyejukkan hati dan perasaan setiap orang. Namun, tidak jarang pula muncul berbagai macam ungkapan, estimasi, termasuk guyon politik yang bisa membikin kita terpingkel dan terbahak-bahak, dan sebaliknya pula bisa dengan olok-olok yang membikin runyam ,terkadang tidak lagi sehat teapi sudah bernada ejekan politik sangat tajam. Inilah antara lain yang menyebabkan mengapa sinisme politik muncul.
Persoalannya, apa yang dapat kita lakukan bersama-sama dengan elit politik kita, dan para wakil rakyat, agar sinisme politik tidak meluas, dan tidak menimbulkan persoalan lebih dahsyat, apabila tertib politik dan dialog yang kondusif tidak kita temukan ? Bahwa sinisme politik yang masih saja bersemayam dihati setiap kelompok, setiap unsur dan elemen bangsa, maka setiap itu pula kita tidak akan bisa lagi menciptakan dialog yang kondusif, persambungan kultural dan silaturrahmi yang manusiawi.
Iklim Politik
Sementara, iklim politik hari-hari kemarin itu, kini sedikit mangalami penurunan suhu. Situasi politik yang terus memanas, agaknya sedikit telah dapat dikondensir dan kita tetap berharap agar kecenderungan yang mengarah pada distorsi politik tidak berkepanjangan. Sebab distorsi politik bisa menghambat reformasa, bisa mengganjal roda pemerintahan, bahkan bisa mengacaukan visi politik Indonesia Baru. Termasuk mengaburkan makna masyarakat sipil yang hendak dibangun.
Kecenderungan arah politik yang kurang kondusif, misalnya bisa kita amati terhadap hampir semua soal yang terjadi di seluruh penjuru kolomg langit. Semuanya bisa dipolitisir oleh siapa pun saja yang suka atau tidak suka terhadap lawan dan kawan politiknya. Bahkan sekarang-sekarang ini masih saja terjadi pertarungan politik, yang walupun nampak juga beberapa hal memberi gambaran yang sangat mungkin untuk melakukan rekonsiliasi antar elit politik, tetapi masih jauh dari pulih.
Akan tetapi hal semacam itu mesti disertai dengan kesediaan dan dengan niat yang tulus untuk melakukan kompromi politik demi kepentingan bangsa dan pemulihan kembali stabulitas negara. Kemudian saling berlapang dada menerima, apa pun yang dihasilkan dalam kompromi politik itu. Hingga tahapan-tahapan reformasi yang akan dilaksanakan berjalan sesuai dengan yang diagendakan. Selain itu, upaya keras menahan diri tetap diperlukan sehingga tidak ada lagi kekhawatirkan politik yang menjadi ancaman bentrok lebih dahsyat di tengah kehidupan masyarakat.
Bila semua kalangan, dan lapisan masyarakat, atau semua unsur dan elemen bangsa sepakat dengan kompromi dan menyikapi hasil kompromi politik dengan santun dan lugas. Maka besar kemungkinan perseteruan bisa dikurangi dan bisa pula diredam, kemungkinan meluasnya sinisme politik baik terhadap pemerintah maupun terhadap wakil rakyat. Sebab bila kita tidak bisa menyikapi secara lugas dan santun terhadap apa yang dihasilkan oleh kompromi politik itu, maka bukan saja akan melukai persaan kolektif sekelompok orang, sebagian orang, melainkan juga akan melukai seluruh perasaan kolektof kita sebagai suatu bangsa.
Nampaknya, untuk sampai kesikap politik seperti itu, maka kita perlu secara bersama mendinginkan suasana politik dan mengkondensir iklim politik yang tidak menguntungkan bagi kehidupan masyarakat dalam pergulatan mereka sehri-hari. Perlu menciptakan rasa damai, bukan saja diantara para elit politik tetapi juga disemua lapisan masyarakat.
Dengan demikian, kita mesti membenahi semua kekurangan, kejanggalan, keruwetan dan kerumitan yang kita hadapi saat ini. Apakah itu kerumitan politik, kerumitan penegakan hukum, kerumitan pemulihan ekonomi, kerumitan roda pemerintahan, termasuk otonomi daerah, kerumitan keseharian yang dihadapi oleh seluruh bangsa dan rakyat Indonesia.
Sebab kalau para elit politik terus saling menghujani tudingan. Maka tidak tertutup kemungkinan justru akan merembes ke level bawah. Apalagi kalau tudingan itu tidak mengarah kepada pencarian solusi dan jalan keluar dari kebuntuan politik, seperti yang kini kita rasakan, justru kian memperparah persoalan. Dampaknya terhadap kehidupan kita sehari-hari, ialah sulitnya menyelesaikan secara tuntas segala persoalan yang membelit bangsa ini.
Membelit
Disadari atau tidak, dipahami atau cuma sekadar dimengerti, kondisi kebanyakan anggota masyarakat memang sedang mengalami belitan politik. Nampak bahwa yang membelit bangsa ini diawali dengan perseteruan politik antar elit politik. Anehnya, perseteruan itu terus berlanjut tanpa menghiraukan akibat-akibatnya bagi etika politik-sosial masyarakat.
Itu sebabnya, mengapa orang cenderung menyebut bahwa perseteruan elit politik yang terjadi dinegri ini terkesan mengabaikan etika politik-sosial masyarakat. Pengabaian terhadap etika politik ini pulalah, agaknya kembali perlu untuk memahami integrasi masyarakat, menjaga kesegaran dalam pergaulan dan persambungan kultural sehari-hari. Sehingga tidak menimbulkan sisnisme politik.
Kalau kita kebetulan berkesempatan kongkow-kongkow, misalnya, di level paling bawah. Apakah itu dikedai-kedai kopi, diwarung-warung pojok ditempat-tempat liannya yang lazim kita bisa jumpai komunitas politik paling awam sekalipun. Atau bahkan dimana pun saja kita bisa bertatap muka dengan mereka. Kemudian, secara sengaja atau tidak, kita terlibat mengamati reaksi-reaksi mereka, rumusan politik mereka dan spekulasi politik mereka, umumnya, mengingatkan perlunya perhatian serius terhadap integritas bangsa.
Persoalan yang membelit bangsa ini dan yang membikin semakin terpuruk antara lain adalah akibat dari munculnya sinisme politik berkepanjangan, yang menimbulkan berbagai macam krisis dan bentuknya. Apakah itu di level elit politik atau bukan, di tingkat bawah atau tidak, krisis itu kian melebar-lebar, dan yang mengalaminya pun kian bertambah terus dari hari-kehari.
Meski demikian corak dan warna yang begitu beragam, telah membikin kian semarak, yang sekaligus memperkaya khazanah kepolitikan itu sendiri. Di mana orang sangat bebas dan jauh dari belenggu tirani kekuasaan. Di masa kini, orang dengan bebas mengkritik dan bicara mengeluarkan pendapat apa pun saja. Termasuk memaknai demokrasi itu sendiri secara berbeda-beda. Perbedaan warna inilah yang membikin wajah perpolitikan kita kian nampak semakin dinamis.
Namun di balik dinamisasi kehidupan politik itu, justru sinisme poltik menjadi ancaman serius. Maka itu, siapa pun saja kita-kita ini perlu secara bersama menjaga kesegaran pikiran dan kejernihan hati, ketika melihat dan mendengar segelintir elit politik terkemuka, sekaligus adalah para pemimpin politik, --yang sebenarnya jadi panutan bagi kita-- berseteru dan hampir-hampir saling mengutuk itu, tetap kita sikapi dalam koridor demokrasi kritik yang membangun.
Akhirnya, apapun saja upaya untuk merekonstruksikan kembali situasi perpolitikan kita, tentu saja saya tidak punya kepentingan analisis politik apapun. Namun yang sangat kita butuhkan sekarang ini ialah membangkitkan optimisme pemerintah dan stabilitas negara, sekaligus menjaga integritas dan keselamatan bangsa dan seluruh rakyat Indonesia. Dengan begitu, sinisme politik tidak perlu bersemayam dihati siapa pun saja kita-kita ini, apalagi di hati para elit politik, baik nasional mapun lokal, termasuk para pelaku politik itu sendiri. Semoga saja.
Harian Analisa
Penulis adalah Staf Pengajar Pusdiklat Depdagri Regional Bukittinggi

Sabtu, 10 Mei 2008

किओस Buku दी Nigeria


Referendum Birma di tengah krisis

Diperbaharui pada: 10 Mei, 2008 - Published 09:28 GMT
Email kepada teman Versi cetak
Bantuan mulai mengalir masuk, tapi pekerja bantuan belum
Bantuan mulai mengalir masuk, tapi pekerja bantuan belum
Referendum tetap digelar di Birma, meski rezim militer di sana diimbau agar menangguhkan pemungutan suara dan berkonsentrasi untuk membantu para korban topan pekan lalu.

Pemberian suara tengah berlangsung di sebagian besar wilayah negara tersebut, meski ditangguhkan di beberapa kawasan yang merasakan dampak paling parah, termasuk kota Rangoon.
Pencoblosan berlangsung di tengah kecaman internasional yang memuncak terhadap rezim militer Birma atas cara para jenderal menanggapai krisis pasca topan.
Mereka mengatakan, mereka akan menyambut bantuan asing, tapi tidak akan menerima pekerja bantuan asing.
PBB khawatir jumlah korban topan Nargis hari Sabtu lalu mungkin mencapai 100.000.
Referendum ditangguhkan selama dua pekan di Rangoon, kota utama Birma, dan kawasan delta Irrawaddy, yang mengalami kedahsyatan Badai Nargis.
Para jenderal yang berkuasa mengatakan, referendum akan membuka jalan bagi pemilihan demokratis pada 2010, sedangkan oposisi mengatakan referendum itu justru dimaksudkan untuk memperketat cengkeram kekuasan para jenderal.
Para wartawan mengatakan, banyak warga di Birma bersikap sinis terhadap pemungutan suara ini.
"Mereka mencatat nama dan nomor KTP anda. Jadi, mereka tahu apakah anda memberikan suara setuju atau menolak," kata seorang pengusaha kepada kantor berita Reuters.
Melaporkan referendum dari Hlegu, 48km utara Rangoon, kantor berita Associated Press mengatakan, jumlah warga yang mencoblos tidak begitu besar.
Seorang pemilih, pensiunan tentara Nyo Aye, mengatakan, dia memberikan suara setuju meski belum membaca isi konstitusi.
"Pemerintah tidak akan melakukan apa pun yang tidak patut atau jelek bagi negara ini," kata pria berusia 65 tahun tersebut.
Diisolasi
Para jenderal Birma dikecam atas cara mereka menangani krisis akibat topan Nargis, yang menurut catatan resmi menelan 23.335 korban jiwa dan menyebabkan 37.019 orang hilang.

Masih banyak warga Birma belum menerima bantuan
Masih banyak warga Birma belum menerima bantu

Kelompok-kelompok yang terlibat dalam unjukrasa pro-demokrasi tahun lalu menuduh junta Birma berkonsentrasi pada "referendum konstitusi puran-pura", bukannya "mencurahkan seluruh sumber daya untuk menyelamatkan nyawa" para korban badai.
PBB mengeluarkan permogonan bantuan senilai $187 juta.
Pada hari Jumat, Sekjen PBB Ban Ki-moon memperingatkan soal dampak "malapetaka" jika Birma tetaop melarang sebagian besar pekerja bantuan asing dari upaya pertolongan topan.
Ban juga yang telah berada di lapangan mengatakan, mereka telah berbuat semampu mereka, tapi merasa frustrasi oleh keenganan pemerintah untuk mengizinkan tim bantuan internasional ke negara tersebut dan kengototan rezim militer untuk membagikan sendiri bantuan.
PBB yakin sebanyak 1,5 juta warga mungkin terkena dampak Badai Nargis,
yang menerjang 3 Meil, dan banyak pihak mengatakan, Birma tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi dampak tanpa bantuan pihak luar.
Dua wartawan BBC yang pergi ke Delta Irrawaddy mengatakan, puluhan ribu jasad bergelimpangan di bentangan wilayah tersebut dan banyak rumah roboh dan pohon-pohon tumbang.
Mereka mengatakan, penyakit seperti disentri sudah mulai berjangkit, dan kedati bantuan telah tiba di Birma, upaya bantuan masih belum bisa mengimbangi skala bencana.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan tengah berunding dengan pemerintah Birma setelah berton-ton bantuan yang diterbtangkan badan PBB itu ke Birma ditahan oleh pihak berwenang militer yang ingin mengendalikan distribusi bantuan.
PBB mengancam akan menghentikan penerbangan bantuan, tapi belakangan menyatakan mereka akan melanjutkan lagi pada hari Sabtu sementara perundingan berlanjut.
Duta besar Birma di PBB, Kyaw Tint Swe, mengatakan, negaranya siap menerima bantuan dari mana pun.
Dia mengatakan, penerbangan bantuan pertama Amerika diperkirakan akan tiba hari Senin.
Bantuan lain diterbangkan dari dari sekutu-sekutu Birma, seperti Cina dan Thailand.

Jumat, 02 Mei 2008

KLUB HAUS BUKU

KLUB HAUS BUKU

BBC temukan celah Fasebook

BBC temukan celah Facebook

Mata orang di depan komputer
Berjuta orang menggunakan jasa Facebook
Rincian informasi pribadi para pengguna situs jejaring sosial Facebook mungkin bisa dicuri oleh hacker berniat jahat, demikian temuan BBC.

Situs internet jejaring sosial yang populer ini memungkinkan para pengguna menambahkan beragam program aplikasi ke profil mereka.

Namun, program jahat, yang disamarkan sebagai aplikasi tak berbahaya, mungkin bisa menghimpun data pribadi.

Facebook mengatakan, pengguna sebaiknya berhati-hati ketika menambahkan aplikasi. Program yang melanggar ketentuan akan ditarik, kata pengelola jejaring sosial tersebut.

Facebook digemari banyak orang saat ini. Jejaring ini memungkinkan orang saling berhubungan, menerbitkan foto, dan berbagai game dan kuiz sederhana.

Dan, situs yang sama juga memungkinkan anda menyimpan rincian dari para pengguna lain. Atau setidaknya itulah implikasi yang dikehendaki.

Mencuri rincian

Tim program BBC Click telah menemukan cara untuk mencuri rincian pribadi orang dan temannya di Facebook tanpa sepengetahuan mereka.

Orang menggunakan komputer
Ada banyak aplikasi tersedia bagi pengguna Facebook

Tim BBC membuat profil fiktif Bob Smith. Dia menyimpan dan merahasiakan sebagian besar rincian pribadi mengenai profilnya dari orang-orang yang bukan temannya di Facebook.

Meski tim tidak bisa mendapatkan seluruh rincian, ditil yang benar-benar diperoleh, termasuk namanya, kota asal, sekolah, minat dan foto, tentu membantu kami untuk mencuri identitas seseroang.

Dengan memanfaatkan sepasang laptop dan bantu penyusun kode aplikasi, tim BBC menciptakan aplikasi khusus untuk para pengguna Facebook atau Facebookers.

Salah satu alasan Facebook menjadi begitu cepat populer adalah koleksi aplikasi yang bisa ditambahkan oleh pengguna ke profil mereka.

Ada ribuan game, kuiz, dan tes IQ sederhana tersedia bagi mereka. Dan, begitu pengguna menambahkan suatu aplikasi, teman-temannya akan terdorong untuk ikut menambahkan.

Siapa pun yang memiliki pemahaman dasar pemrograman web bisa menulis aplikasi.

Menambang data

Tim BBC merancang aplikasi penghimpun data (datang mining) yang jahat dengan nama Miner, yang jika dikehendaki, bisa menyamar sebagai game, uji kecerdasan, kelakar dan semacamnya.

Facebook
Facebook menjadi medan komunikasi bagi banyak kalangan

Program itu bisa dibuat dalam waktu kurang dari tiga jam.

Namun, seperti apa pun tampaknya program, di latar belakang, aplikasi itu bisa menghimpun rincian pribadi, dan para pengguna lain yang termasuk teman-teman dan mengirimkan ditil-ditil tadi melalui e-mail keluar dari Facebook kepada tim.

Ketika anda menambahkan aplikasi, kecuali anda memilih membatasinya, program itu diberi akses ke sebagian besar informasi dalam profil anda. Dan, itu termasuk informasi yang anda punya mengenai teman-teman anda sekalipun mereka menyangka mereka telah memilih security setting yang ketat.

Saat ini, banyak aplikasi memang memerlukan akses ke ditil anda agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Namu, tim BBC menyatakan tidak tahu aplikasi tertentu yang menyalahgunakan ditil informasi pengguna Facebook, selain program yang diciptakan tim tersebut.

Namun, fakta bahwa tim bisa menciptakan aplikasinya dengan mudah merisaukan banyak orang. Orang tidak perlu memiliki program seperti itu untuk menjadi korban. Orang bisa menjadi korban jika dia mempunyai teman yang memiliki program semacam itu.

Mengingat aplikasi tersebut dijalankan di server pihak ketiga, bukannya oleh Facebook, sulit bagi perusahaan itu untuk mengecek apa yang terjadi, apakah program itu telah berubah, dan berapa lama aplikasi itu menyimpan data dan data itu dipergunakan untuk apa.

Meski ketentuan dan syarat yang diberlakukan Facebook memuat peringatan bahwa keadaan itu secara teoretis mungkin terjadi, dan menawarkan pilihan untuk menghalangi aplikasi untuk mengakses ditil anda, banyak game dan kuiz tidak akan berfungsi jika pilihan ini digunakan.

'Bertindak naif'

Pertanyaannya kini apakah Facebook telah bertindak cukup untuk melindungi para penggunanya dari pencurian identitas.

Ada kekhawatiran soal ditil informasi pribadi dari sistem Facebook
Ada kekhawatiran soal informasi pribadi pengguna Facebook

Paul Docherty adalah direktur teknis pada Portcullis Security, perusahaan yang menjadi penasihat pemerintah beberapa negara soal computer security, termasuk pemerintah Inggris.

Dia mengatakan kepada BBC, dia yakin ketentuan dan syarat Facebook yang tercantum di situs itu menandakan Facebook telah melindungi diri secara hukum dari tanggungjawab.

Namun, dia menambahkan: "Secara moral, Facebook telah bertindak naif."

Secara moral, Facebook telah bertindak naif
Paul Docherty
Portcullis Security

Menurut Docherty: "Facebook perlu mengubah default setting-nya dan memperketat security."

Dia yakin sulit untuk mengamankan sistem yang ada saat ini, sebab ada begitu banyak aplikasi pihak ketiga yang beredar saat ini.

Saat menanggapi pertanyaan tim investigasi BBC, Facebook mengatakan, situs itu memiliki tim penyelidik yang mengawasi situs tersebut, dan menarik aplikasi yang melenggar ketentuan, dan itu termasuk aplikasi seperti Miner.

Facebooks juga menasihati pengguna agar menempuh langkah kehati-hatian seperti saat men-download software dari aplikasi Facebook yang mereka men-download software di komputer mereka.

Berbeda

Ini semua terjadi pada bulan saingan Facebook, MySpace membuka application platform-nya.

MySpace menawarkan jasa jejaring sosial lain di internet
MySpace menawarkan jasa jejaring sosial lain di internet

Namun, MySpace menangani aplikasi dengan cara berbeda. Di sini, semua aplikasi dioperasikan di server MySpace sendiri, sehingga pengelola situs itu bisa melihat gerak-gerik aplikasi.

MySpace juga secara manual memeriksa aplikasi yang di-upload dan memeriksa ulang aplikasi tersebut jika penciptanya berniat mengubah kodenya. Tim BBC tidak bisa menimbulkan ancaman yang sama terhadap security pengguna yang memakai sistem MySpace.

Tampak jelas bahwa securitu setting Facebook tidak memadai untuk melindungi rincian informasi pribadi pengguna, dan teman-teman si pengguna.